- See more at: http://langkah2membuatblog.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-judul-blog-bergerak-gerak.html#sthash.tL5zmiRI.dpuf
Widget edited by super-bee

Petugas menunjukkan ikan lele berukuran raksasa yang ditemukan di dalam gorong-gorong proyek pembangunan jalan tol BOR, Bogor

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Maria Selena di Grand Final pemilihan Puteri Indonesia 2011

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Finalis Puteri Indonesia 2011

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Bundaran HI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Friday, December 6, 2013

MANFAAT SUSU KEDELAI

6 Manfaat Susu Kedelai bagi Kesehatan Anda


  • Kaya protein
Meskipun kandungan protein dalam susu kacang kedelai tidak sebanyak yang ditemukan dalam susu sapi, namun jika dikonsumsi setiap hari, susu kedelai juga punya khasiat menurunkan risiko osteoporosis.


  • Kesehatan jantung
Kandungan lemak jenuh pada susu kedelai relatif rendah. Sehingga minum susu kedelai sangat dianjurkan bagi orang-orang yang pernah menderita penyakit jantung.


  • Tanpa laktosa
Seperti yang sudah disebutkan, penderita intoleransi laktosa tentu bisa mengonsumsi susu kedelai karena tidak bisa menikmati susu sapi.


  • Aman bagi bayi
Susu kedelai juga cocok dikonsumsi dan aman bagi bayi. Terutama jika bayi menderita galactosemia - gangguan langka yang diturunkan di mana anak-anak tidak mampu memecah dan menggunakan gula galactose.


  • Meredakan gejala menopause
Susu kedelai mengandung isoflavon yang sifatnya seperti hormon estrogen. Sehingga wanita menopause yang mengonsumsi susu kedelai akan menurunkan berbagai gejala menopause dan risiko penyakit kanker.


  • Menurunkan berat badan
Ingin tetap minum susu namun tak ingin berat badan membengkak? Coba konsumsi susu kedelai. Selain rendah kalori, susu kedelai kaya serat yang mampu membuat perut kenyang tahan lama.

MANFAAT KENTANG

 

8 manfaat kentang bagi kesehatan tubuh

 
manfaat-kentang-bagi-kesehatan

1. Tinggi serat
Kentang mengandung serat yang cukup tinggi, sejajar dengan roti gandum, sereal, dan pasta. Dengan kandungan serat yang tinggi tersebut, kentang bermanfaat untuk kesehatan sistem pencernaan. Kentang juga sering dilibatkan banyak orang untuk membantu program diet mereka.


2. Melawan penyakit
Kentang diketahui dapat membantu mengurangi risiko kanker seperti kanker prostat dan kanker rahim. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kentang baik untuk melawan penyakit jantung. Kentang mengandung vitamin B6 yang dapat membantu anda untuk melawan gangguan saraf dan pembentukan kristal atau tumor.



3. Baik untuk kesehatan kulit
Kentang mengandung vitamin C yang sangat baik bagi tubuh anda terutama kulit wajah. Membalurkan jus kentang di area wajah dapat membuat kulit wajah anda cantik dan bersinar. Seperti halnya timun, potongan kentang yang diletakkan di bagian mata selama 30 menit, diketahui dapat mengurangi pembengkakan dan lingkaran hitam di bawah mata.


4. Membantu mengurangi kadar kolesterol
Mungkin anda sering mendengar banyak mitos tentang bagaimana kentang dapat menggemukkan badan. Namun dalam kenyataannya, kentang tidak mengandung kalori yang banyak seperti halnya nasi. Bahkan kentang memberikan efek kenyang yang lebih lama sehingga anda tidak mudah lapar. Selain itu, kentang dapat membantu anda untuk mengurangi kadar kolesterol.


5. Baik untuk otak
Kentang kaya akan zat besi dan tembaga yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak.


6. Membantu mengurangi peradangan
Jika anda sedang mengalami peradangan baik eksternal maupun internal, kentang bisa membantu anda untuk mengatasi hal tersebut. Kentang merupakan makanan yang mudah dicerna dan mengurangi peradangan pada usus dan sistem pencernaan. Kentang juga dapat membantu mengatasi peradangan atau luka yang ada di mulut. Untuk peradangan eksternal, jus kentang sangat bermanfaat untuk mengobati memar, luka bakar, keseleo, dan bisul. Selain itu, kentang diketahui dapat membantu melawan efek narkotika dan masalah kulit.


7. Baik bagi penderita batu ginjal
Kentang memang mengandung zat besi dan kalsium yang juga membantu pembentukan batu ginjal. Namun, kentang sangat kaya akan magnesium yang dapat menolak akumulasi atau deposisi kalsium dalam ginjal dan jaringan lain sehingga kentang terbukti bermanfaat dalam mengobati batu ginjal. Para dokter juga menyarankan penderita batu ginjal untuk melibatkan kentang di setiap makanannya.


8. Meredakan stres
Mengandung vitamin B6, kentang sangat bermanfaat untuk menghilangkan stres yang berasal dari pikiran. Kentang membuat hormon adrenalin yang dapat merespon stres, hingga pada akhirnya membuat tubuh menjadi rileks dan memberikan perasaan yang menenangkan.

MATERI BAHASA INDO

1. MEMBACAKAN BERITA

Membacakan berita dapat menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi sang pembaca dan pendengarnya jika pembacaan dilakukan dengan baik. Untuk dapat menjadi pembaca berita yang baik perlu berlatih:
1. lafal dan pengucapan yang jelas;
2. intonasi yang benar;
3. sikap yang benar.
Dalam menyampaikan berita, intonasi dapat menimbulkan bermacam arti. Keras lambatnya suara atau pengubahan nada, dan cepat lambatnya pembacaan dapat digunakan sebagai penegasan, peralihan waktu, perubahan suasana, maupun perenungan.
Dalam membacakan berita hendaknya diutamakan pelafalan yang tepat.
Gerak-gerik terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak tersebut lebih banyak bersifat mengisyaratkan (bernilai sugestif) dan jangan berlebihan. Untuk menimbulkan suasana khusus yang diperlukan dalam pembacaan, suara lebih efektif dengan didukung oleh ekspresi wajah. Air muka (mimik) dan alunan suara yang pas lebih efektif untuk meningkatkan suasana. Senyum atau kerutan kening juga dapat membantu penafsiran teks.
Perhatikan pula kontak pandangan Anda dengan pendengar (penonton), terutama bila membacakan berita melalui media televisi atau kontak langsung dengan pendengarnya.Jadi, membaca berita adalah menyampaikan suatu informasi atau berita melalui membaca teks berita dengan lafal, intonasi, dan sikap secara benar

2. KATA BAKU
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Kata baku digunakan dalam teks-teks berita, makalah, surat dinas, dan teks-teks lain yang bersifat resmi.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan. Kata tidak baku biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari
Yang dimaksud dengan kata baku adalah kata-kata yang sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan (standardisasi). Dalam pemakaian, kita sering menjumpai kata-kata yang tidak baku. Kata-kata yang tidak baku tersebut tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan.
Kata risiko, misalnya, sering ditulis resiko atau kata universal ditulis universil. Bila kata-kata tersebut digunakan dalam kalimat, kalimat itu pun menjadi kalimat tidak baku. Ketidakbakuan bukan saja disebabkan oleh penulisan yang salah, melainkan juga karena pengucapan yang salah, pembentukan yang tidak benar atau penyusunan kalimat yang tidak tepat. Bahasa baku digunakan dalam situasi resmi, misalnya dalam pemerintahan, pendidikan dan pengajaran, penulisan ilmiah, perundang-undangan, atau kegiatan diskusi ilmiah.
3. HIKAYAT
Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985:59) mengatakan bahwa hikayat adalah jenis prosa, cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mirip cerita sejarah atau membentuk riwayat hidup.
Contoh:
- Hikayat Indera Bangsawan;
- Hikayat Iskandar Zulkarnaen;
- Hikayat Bayan Budiman
Hikayat merupakan bentuk cerita yang berasal dari Arab. Mulai dikenal di Indonesia sejak masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya fantasi. Biasanya berisi cerita kehidupan seputar istana. Kisah cerita anak-anak raja, pertempuran antarnegara, seorang pahlawan yang memiliki senjata sakti, dan sebagainya. Hikayat sering kali disebut sebagai dongeng istana. Tokoh dalam hikayat sudah dapat dipastikan raja, permaisuri, putra dan putri raja, juga para kerabat raja. Cerita terjadi di negeri Antah Berantah, dan selalu berakhir dengan kemenangan tokoh yang selalu berpihak pada hal yang benar.
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan atau sekadar untuk meramaikan pesta. Misalnya: Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri hikayat
1. Sebagian besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut kemulut);
2. Anonim (tidak dikenal namapengarangnya);
3 . Komunal (hasil sastra yang ada dianggap milik bersama);
3. Statis (tidak mengalami perubahan atau perkembangan);
4. Tidak berangka tahun (tidak diketahui secara pasti kapan karya tersebut dibuat); dan
5. Istana sentris/kraton sentries kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya).
Ciri khas sebuah hikayat:
1. Menimba bahannya dari kehidupan raja-raja dan dewa-dewi,
2. Isinya dongeng yang serba indah yang membawa pikiran sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur
3. Pembaca ke alam khayal, dan lara, pembangkit semangat juang,
4. Melukiskan peperangan yang hebat, dahsyat, tempat para raja/dewa mempertunjukkan kesaktiannya untuk merebut kerajaan atau seorang puteri.
Dalam hikayat biasanya tak ketinggalan dilukiskan peperangan yang menunjukkan bentuk kesaktiannya rajaan atau seorang putri.
Perbedaan Hikayat dengan Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti kabar atau berita. Adapun ciri khas sebuah novel di antaranya: di dalam sebuah novel terdapat konflik yang mengakibatkan perubahan nasib pada pelakunya menceritakan satu segi kehidupan pelaku jalan ceritanya singkat; hanya mengenai hal-hal yang pokok/garis besarnya
Hikayat dan novel keduanya merupakan bentuk karya sastra yang berupa prosa. Bedanya, hikayat merupakan bagian dari prosa lama sedangkan novel bagian dari prosa baru.
Dalam perkembangannya, kini kita lebih mengenal bentuk novel daripada hikayat. Hikayat merupakan peninggalan sastra Melay. sementara novel bagian dari perkembangan hasil karya sastra Indonesia. Kini kita banyak mengenal hasil karya novel populer maupun novel yang tergolong karya sastra. Bahkan novel terjemahan dari berbagai negara pun banyak diterbitkan di Indonesia.


4. RESENSI
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.
Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan sebuah resensi.
1. 1 . Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan
Umumnya resensi terdiri dari
1. Judul
Judul resensi harus menarik dan selaras dengan keseluruhan isi resensi
2. Identitas buku
meliputi judul buku(judul asli dan Modern.terjemahan),penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku.
3. Isi
Meliputi
- ulasan singkat isi
- keunggulan buku,
- kelemahan buku,
- rumusan kerangka
4. Penutup
Penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Selain itu dapat juga berisi kelemahan buku.
Kiat Praktis Menulis Resensi Buku
Apakah resensi itu?

Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya baik yang berupa buku maupun yang berupa karya seni. Tulisan ini biasanya dimuat di media cetak seperti koran, majalah, atau tabloid. Dilihat dari segi isinya terdapat berbagai macam resensi, antara lain resensi buku, resensi novel, resensi buku kumpulan cerpen, resensi film, resensi, patung, dan sebagainya.
Uraian berikut ini lebih difokuskan pada resensi buku.
Siapakah penulis resensi?
Penulis resensi adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang bidang yang diresensi dan memiliki kemampuan untuk menganalisis sebuah karya secara kritis sehingga dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari karya yang diresensi.
Apakah tujuan ditulisnya sebuah resensi?
Resensi dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah karya sehingga pembaca mengetahui apakah karya yang diresensi itu merupakan karya yang bermutu atau tidak. Resensi akan sangat bermanfaat apabila karya yang diresensi relatif masih baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin baik. Hal itu dimaksudkan agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu layak untuk dinikmati atau tidak..
Apa saja unsur-unsur dalam resensi?
Sekurang-kurangnya dalam resensi terdapat hal-hal berikut ini:
• Judul resensi
• Identitas karya (buku) yang diresensi
• Uraian tentang jenis karya yang diresensi
• Uraian tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi
• Kesimpulan yang berisi penegasan kembali mengenai layak tidaknya karya tersebut untuk dinikmati oleh pembaca.
Bagaimana langkah-langkah menulis resensi buku (novel)?
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis resensi buku (novel) adalah:
1. Tahap Persiapan meliputi:
(a) Membaca contoh-contoh resensi; dan
(b) Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan Data meliputi:
(a) Membaca buku yang akan diresensi;
(b) Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data meliputi hal-hal yang menarik dan tidak menarik dari buku (novel) yang diresensi;
(c) Mencatat data-data penulisan resensi yang telah diperoleh melalui membaca buku yang diresensi..
3. Tahap Penulisan meliputi:
(a) Menuliskan identis buku;
(b) Mengemukakan isi buku (sinopsis novel dan unsur-unsur intrinsik lainnya );
(c) Mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku (novel) baik dari segi isi maupun bahasa;
(d) Merevisi resensi dengan memperhatikan susunan kalimatnya, kepaduan paragrafnya, diksinya, ejaan dan tanda bacanya.
(e) Membuat judul resensi.

Catatan:
Judul resensi harus singkat, menarik, dan menggambarkan isi resensi.
Bagaimana cara menemukan kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi?
Cara menemukan kekurangan dan kelebihan buku yang diresensi adalah:
• membandingkan buku yang diresensi dengan buku lain yang sejenis baik oleh pengarang yang sama maupun oleh pengarang lain yang meliputi segi isi atau pun bahasanya (untuk novel meliputi semua unsur intrinsiknya);
• mencari hal-hal yang menarik atau disukai dan hal-hal yang tidak disukai dari buku tersebut dan mencari alasan mengapa demikian.

Berikut ini adalah contoh resensi buku nonfiksi.
Kisah-Membaca Seorang "Yogi Buku"


Judul buku : Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu
Penulis : P. Swantoro
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : I
Tahun terbit : 2002
Jumlah halaman : xxv + 435 halaman

Bagi Polycarpus Swantoro yang ahli sejarah dan jurnalis senior, membaca buku seolah-olah seperti berolah yoga. Sebagaimana seorang empu keris yang bekerja dalam waktu yang lama untuk membuat keris yang ringan dari bahan yang bobotnya puluhan kilogram, seperti itu pulalah yang dilakukan oleh P. Swantoro. Bedanya, P. Swantoro tidak melakukan pekerjaan menempa besi, tetapi membaca buku. Tentu saja ada ribuan judul buku yang sudah dibaca Pak Swan. Namun, dalam bukunya yang berjudul Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu ini "hanya" 200 judul buku yang ia "kisahkan".
Dengan cara yang menawan, ia mengisahkan bagaikan seorang kakek yang baru pulang dari berkelana di negeri yang jauh, kemudian menceritakan peng-alamannya kepada anak cucunya.
Sebagai seorang pengelana di dunia buku, tidaklah mengherankan jika buku-buku yang ia kisahkan merupakan buku-buku babon yang tua dan cukup langka,. Misalnya, The History of Java karya Thomas S. Raffles yang terbit tahun 1817, Inleiding tot de Hindoe-Javaanche Kunst karya N.J Krom yang terbit tahun 1919, atau De Ijombok Kxpedie karya W Cool yang terbit tahun 1896. Memang, di sana-sini, untuk keperluan pendukung data, Pak Swan juga menggunakan cukup banyak sumber sekunder. Sebenarnya, hal ini agak mengganggu. Ketika membahas topik PKI, misalnya, Pak Swan, sebenarnya, perlu menggunakan sumber yang lebih memadai.
Tema yang diangkat pun beraneka ragam, mulai dari cerita tentang lambang-lambang kota di Indonesia, cerita tentang penulis pertama buku komunis di Indonesia, cerita Pak Poerwa, cerita tentang meletusnya Gunung Merapi, cerita tentang para orientalis dan sarjana Indonesia, romantika para pendiri bangsa, serta ditutup dengan khayalan Pak Swan agar para pemimpin dan intelektual masa kini dapat beryogi. Bagi para pembaca "pemula", tema yang tumpang-tindih tanpa sistematika yang jelas ini cukup merepotkan.
Dalam membicarakan suatu bab, Pak Swan sering meloncat-loncat kian kemari. Kata demi kata mengalir tanpa jelas muaranya. Misalnya, ketika membicarakan Teeuw, Yogi Sastra, Yogi Keris, Yogi Ilmu, pembaca benar-benar dituntut cermat untuk menginterpretasikan benang merah ide tulisan-tulisan ini. Namun, jika kita bersabar untuk menikmati buku ini sampai habis, tentu kita dapat menemukan keseluruhan ide Pak Swan dan kebingungan yang muncul di bab demi bab akan terjawab.
Buku Pak Swan ini mengingatkan kita pada tiga jilid buku Nusa Jawa Silang Budaya karya Denys Lombard. Tulisan Lombard juga mengabaikan kronologi waktu, yang merupakan syarat untuk menulis sejarah konvensional. Namun, kecurigaan bahwa buku Pak Swan menggunakan pola yang sama dengan buku Denys Lombard tidak terbukti mengingat dalam menulis buku ini Pak Swan lebih mengandalkan memorinya, seperti pengakuan Pak Swan sendiri dalam pengantar. Karena mengandalkan memori, tentu saja tulisan yang dihasilkannya menggunakan pola penceritaan lisan.
Buku ini lebih merupakan buku sejarah walaupun temanya beraneka ragam. Pembaca yang baru akan masuk ke wacana sejarah Indonesia, akan sangat terbantu dengan membaca
Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya, di samping membicarakan cara pandang para orientalis Barat, juga memberikan contoh buku-buku yang memuat cara pandang Timur. Sekadar contoh, dijelaskan tentang sebutan "Timur Tengah" untuk wilayah negara di jazirah Arab. Mengapa orang Indonesia tidak menyebutnya sebagai "Barat Dekat", misalnya? Bukankah sebutan "Timur Tengah" adalah sebutan orang Barat yang melihat jazirah Arab dari sudut pandang wilayahnya? Pandangan seperti ini sangat diperlukan bagi para mahasiswa sejarah di Indonesia yang tampaknya semakin kesulitan membaca buku-buku sumber utama.
Untuk keperluan studi para mahasiswa sejarah, akan sangat menggembirakan jika Pak Swan menceritakan juga buku Orientalism karya Edward W. Said yang terbit tahun 1979. Selain itu, sebaiknya, buku yang berisi sikap kita terhadap tradisi Barat yang berjudul Oksidentalisme karya Hassan Hanafi yang diterbitkan Paramadina, Jakarta, tahun 2000 juga dibicarakan.
Hal lain yang belum dibahas secara lengkap oleh Pak Swan sebagai seorang ahli sejarah dan pemerhati kebudayaan Jawa adalah tentang historiografi Jawa. Prof. C.C. Berg, memang, sempat dimunculkan dalam bagian Babad: Kitab Dongeng? Namun, sayang sekali, karya C.C. Berg yang berjudul Oavaanche Geschiedschrijving, yang terbit di Amsterdam tahun 1938, tidak dimunculkan sehingga gambaran mengenai penulisan sejarah di Pulau Jawa menjadi agak terabaikan.
Terlepas dari berbagai ketidaksempurnaan-nya, harus diakui bahwa buku pertama seorang "yogi buku" ini merupakan karya yang memikat. Bahkan cara dan gaya pengungkapannya, dalam kadar tertentu, telah memberikan sentuhan sastra yang cukup enak dinikmati. Kita menantikan karya berikutnya.

Sumber: Majalah Matabaca, Agustus 2002 (dengan perubahan)


Berikut ini adalah contoh resensi buku kumpulan cerpen.
Monyet Ayu Menggiring Surealisme
Judul : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Pengarang : Djenar Maesa Ayu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2004
Cetakan : Keenam. Mei 2004
Tebal buku : xii, 137 halaman


“Sepanjang hidup, saya melihat manusia berkaki empat. Berbulu serigala, landak, atau harimau. Dan berkepala ular, banteng, atau keledai.
Namun, tetap saja mereka bukan binatang. Cara mereka menyantap hidangan di depan meja makan sangat benar. Cara mereka berbicara selalu menggunakan bahasa dan sikap yang sopan. Dan mereka membaca buku–buku bermutu. Mereka menulis catatan-catatan penting. Mereka bergaun indah dan berdasi. Bahkan, konon mereka mempunyai hati.” (halaman 1)
“Saya memperhatikan bayangan diri saya dalam cermin dengan cermat. Saya berkaki dua, berkepala manusia, tapi menurut mereka, saya adalah seekor binatang. Kata mereka, saya adalah monyet. Waktu mereka mengatakan itu pada saya, saya sangat gembira. Saya katakan, jika seekor monyet maka saya satu-satunya binatang yang paling mendekati manusia. Berarti derajat saya berada di atas mereka. Tapi mereka bersikeras bahwa mereka manusia bukan binatang, karena mereka punya akal dan perasaan. Dan saya hanyalah seekor binatang. Hanya seekor monyet!”
Reaktif, provokatif, bahkan subversif. Itulah kesan pertama saya membaca kalimat-kalimat dalam salah satu cerpen Djenar Maesa Ayu berjudul “Mereka Bilang, Saya Monyet!”. Penggalan cerpen yang juga dimuat di sampul belakang antologi ini menyuguhkan panorama baru, pengutaraan prosa yang berkecenderungan punya “tegangan tinggi”.
Reaktif karena kebanyakan cerpen dalam buku yang memuat sebelas cerpen ini merupakan tegangan-tegangan bahasa yang menuju pada simpul-simpul reaksi atas berbagai “kesakitan” yang dialami (diminati) para tokoh. Reaksi ini bisa dialami pengarang sebagai “pengalaman imajinatif”. Dialamijuga mengandung pengertian mengetahui dan dapat dirasakan. Provokasi juga menjadi ujara morfologi pada cerpan – cerpen Djenar. Secara sublim, ia sebenarnya memprovokasi dirinya lewat tokoh –tokoh untuk menggugat berbagai “ketidakbahagiaan hidup”. Saya tidak melihatnya sebagai laku feminisitas. Djenar lebih sebagai moralis yang kadang puas dengan menelanjngi dirinya. Ucapan “Mereka Bilang, Saya Monyet!” adalah provokasi bagi sang aku untuk menyadari “kadar kemanusiaannya”. Sementara subversif dicapai dengan penceritaan yang disampaikan secara tidak lazim, termasuk penggunaan bahasa.
Cerpenis kelahiran 14 januari 1973 yang sudah dikaruniai dua putri ini termasuk cerpenis yang sudah membuktikan bakat dan kerja keras sebagai gabungan sukses setelah unsur “sudah kehendak takdir”. Ia terbilang baru, tetapi punya karya yang mencengangkan. Saya tidak tahu sejauh mana hubungan semiotik Djenar Maesa Ayu dengan tiga sastrawan yang juga dianggap sebagai guru, yakni Sutardji Calzoum Bachri, Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma. Djenar mempersembahkannya untuk tiga sastrawan besar yang juga dikenal sebagai cerpenis itu. Namun, ini juga merefleksikan benang merah prosa absurd hingga surealis yang menjadi dasar kesastraan Djenar.
Kita kenal Sutadji punya sekumpulan cerpen, Hujan Menulis Ayam (Indonesia Tera),yang jeli menggambarkan absurditas kehidupan.Kita menggali pribadi absurd pada tokoh-tokoh karya Budi Darma,yang bahkan menjadi surealis, yang kemudian dikembangkan secara jenius oleh Seno Gumira Ajidarma. Di titik Djenar seperti menemukan jalan penempuhan yang seirama dengan mereka. Bahwa pengutaraan lain,itu tentu soal cap kebahasaan dan kesastraan.
Dengan cara itu disimak bahwa Djenar melebih-lebihkan objek atau peristiwa,seperti pada cerpen “Lintah”. Sang pencerita menceritakan kebenciannya pada pacar ibunya yang ia lihat sebagai lintah, bahkan kadang bisa membelah diri dan menjadi ular. Hiperbola itu juga digunakan pada “Mereka Bilang, Saya Monyet!” yang melihat laki-laki jahat sebagai “berkepala buaya berkaki kalajengking”, juga pada cerpen “Wong Asu” yang mempresentasikan relasi manusia dengan anjing.
Dalam benak seorang surealis, kenyataan memang bisa selentur apa pun.Imajinasi memberi peluang untuk merebut realitas dijadikan tahap realitas imajinatif yang hampir tiada batas. Realitas temuan hanya menjadi sumbu peledak bagi realitas yang diungkapkan secara simbolis. Pencapaian sastra didapat dari unsur daya kejut, refleksi, gaya ungkap, hingga sublimasi.Makna dari tema dan pencapaian ikon/tanda yang secara semiotik diakui kefasihannya, Djenar telah cukup memenuhi syarat itu.
Karyanya yang lain seperti”Durian” berkisah tentang dosa dan ketakutan berlebih punya anak menderita kusta.”Melukis Jendela” berkisah tentang anak tidak bahagia yang melakukan eskapisme (pelarian diri) dengan melukis dan “Asmoro” tentang pengarang yang jatuh cinta pada tokoh fiksi ciptaannya. Kisah ini diungkapkan Djenar dengan cukup cerdas. Dalam penggunaan bahasa, ia terlihat fasih dengan ucapan yang lugas dan tegas. Bahasanya padat dan kuat sehingga mampu menohok setiap ihwal yang dijadikan objek tematik. Cerpen “Waktu Nyala”, misalnya, merupakan cerpen yang mengalirkan kekuatan berbahasa yang dikuasai Djenar dalam berkisah untuk menyihir pembaca. Uraiannya seperti.”Entah kapan persisnya Nayla tidak bersahabat dengan waktu.Waktu bagaikan seorang pembunuh yang selalu membuntuti dan mengintai dalam kegelapan. Siap menghunuskan pisau ke dadanya yang berdebar. Debaran yang pernah ia lupakan rasanya. Debaran yang satu tahun lalu menyapanya dan mengulurkan persahabatan abadi, hampir abadi, sampai ketika sang pembunuh tiba-tiba muncul dengan sebilah belati,” menunjukkan kelancaran berbahasa dengan efektivitas diksi yang terjaga.
Ihwal peristiwa bahasa itu, ia juga menggunakan dalam cerpen “SMS”.Bahasa yang dipakai layaknya kiriman pesan lewat SMS di handphone. Di situ kata-kata minimal dan nomor-nomor atau angka digunakan sebagai kesatuan morfologis dalam cerita. Meskipun cerpen ini kurang berhasil, ia menjadi kaya alternatif yang menggunakan medium bahasa teknologi dalam pemaparan sebuah cerpen.”SMS” memang bertema biasa dan juga kurang berhasil sebagaimana karya “Menepis Harapan”, ”Namanya …”serta “Manusia dan Dia”, yang lebih terasa sebagai cerpen dengan tuturan bahasa kuat,mengalir, namun kehilangan roh tematik atau dalam beberapa hal alur dan endingnya mudah diduga. Mungkin ini berkaitan dengan jam terbang Djenar Maesa Ayu yang baru. Sebagai pendatang baru dalam dunia prosa Indonesia, Djenar sudah menjadi young divas setelah Ayu Utami dan Dinar Rahayu. Ia juga seorang surealis andal setelah Joni Ariadinata dan Agus Noor.(Eriyadi Budiman)

Berikut ini adalah contoh resensi novel.

Resensi Boulevard de Clichy - Agonia Cinta Monyet

Judul : Boulevard de Clichy-Agonia Cinta Monyet
Penulis : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Maret – 2007
Jumlah halaman : 400 halaman
Kategori : Novel


Campur tangan ibu Budiman dengan bantuan opo-opo (guna-guna) membuat budiman lupa akan perbuatannya terhadap Nunuk, bahkan melupakan Nunuk, gadis yang dicintainya. Sebagai anak orang kaya, Budiman melanjutkan sekolah di Perancis, tetap dengan gaya anak pejabat yang lebih suka menghabis-habiskan uang daripada menggali ilmu pengetahuan yang bisa diperolehnya di sana.
Sementara Nunuk yang punya keluarga di Belanda diceritakan memutuskan untuk membawa anaknya yang baru lahir dan tinggal bersama keluarga ibunya di Belanda, melanjutkan sekolah di sana. Pertemuannya dengan seorang pencari bakat turunan Turki membawanya berkelana mencari pengalaman baru di Paris, Perancis. Kisah yang juga sama dengan pencari TKW yang mengajak perempuan desa ke kota, ataupun ke luar negeri dengan janji pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Jalan cerita selanjutnya tidak terlalu sulit untuk ditebak. Kepintaran Nunuk membawanya menjadi bintang di Boulevard de Clichy dengan julukan Météore de Java. Tutur cerita yang secara detil menggambarkan situasi Boulevard de Clichy, maupun gambaran detil perilaku pelakon cerita serta perasaan-perasaan mereka, menjadi daya tarik utama dari novel-novel karangan Remy Sylado.
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan terburu-buru dan terlalu dipaksakan membuat kekuatan cerita menjadi berkurang. Cerita Budiman dan Nunuk yang kembali lagi ke tanah air dan bertemu kembali setelah terpisah selama 5 tahun ternyata tidak dikisahkan sedetil dan seindah novel di bagian awal. Akhir cerita lebih berwarna "fairy tale", seperti kisah putri upik abu yang disunting pangeran kaya-raya.
Memang ini bukan kisah seribu satu malam, atau HC Andersen yang selalu mengatakan bahwa kejujuran dan kebaikan akan selalu menang dan juga bahwa kemenangan dan kemuliaan bersumber dari usaha kerja keras dan penuh pengorbanan. Oleh karena itu, sah-sah saja kalau jalan ceritanya menjadi demikian.
Membaca bagian akhir buku ini tidak lebih dari sekadar ingin menuntaskan suatu pekerjaan yang sudah terlanjur dimulai, disertai harapan mudah-mudahan novel Remy Sylado berikutnya dapat lebih hidup dan mengasyikkan sampai dengan akhir
cerita.

5. UNGKAPAN/IDIOM
Ungkapan/idiom adalah satuan bahasa, baik berbentuk kata, frasa, maupun klausa yang maknanya sudah tidak dapat dirunut kembali dari makna denotasi unsur-unsur yang menyusunnya.
Contoh :
a. Orang terkaya itu mempunyai gula-gula yang disimpannya di luar kota.
b. Si panjang tangan itu sudah memperbaiki tingkah lakunya.
c. Orang itu sedang dicari polisi karena tercatat dalam daftar hitam.

Berdasarkan atas makna unsur-unsur yang membentuknya, idiom dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:
a. Idiom penuh, yaitu idiom atau ungkapan yang seluruh unsure pembentuknya tidak dapat dikembalikan kepada makna denotasinya/sebenarnya.
Contoh:
1. Gulung tikar berarti bangkrut.
2. Pantat kuning berarti pelit/kikir.
Kata gulung dan kata tikar sudah kehilangan makna denotasinya. Demikian juga kata pantat dan kata kuning.
b. Idiom sebagian, yaitu idiom atau ungkapan yang sebagian unsur pembentuknya masih dapat dikembalikan kepada makna denotasinya.
Contoh:
1. Kabar burung berarti kabar atau berita yang belum tentu kebenarannya.
2. Daftar hitam berarti daftar nama orang yang terlibat dalam tindak kejahatan.
Dalam hal ini, kata kabar dan daftar masih dapat dikembalikan pada makna denotasinya.


6. PROPOSAL

Pada umumnya sebelum kita melakukan suatu kegiatan, kita harus menyusun rencana kegiatan terlebih dahulu. Rencana kegiatan itu berisi strategi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.Rencana kegiatan yang disusun itu disebut proposal.
Proposal dapat didefinisikan sebagai rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal
Contoh format penyusunan proposa kegiatan
1. Nama kegiatan (Judul)
Nama kegiatan/judul yang akan dilaksanakan tercermin dalam judul proposal.
2. Latar belakang
Latar belakang proposal berisi pokok-pokok pemikiran dan alasan perlunya diadakan kegiatan tertentu.
3. Tujuan
Penyusunan proposal harus merumuskan tujuan sedemikian rupa agar target yang akan dicapai dapat dirasakan oleh pembaca proposal. Oleh karena itu,tujuan harus dijabarkan supaya tampak manfaatnya.
4. Tema
Tema adalah hal yang mendasari kegiatan tersebut.
5. Sasaran/peserta
Penyusun proposal harus menetapkan secara tegas siapa yang akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
6. Tempat dan waktu kegiatan
Dalam proposal harus dituliskan secara jelas kapan dan di mana kegiatan akan dilaksanakan.
7. Kepanitiaan
Penyelenggara atau susunan panitia harus dicantumkan dalam proposal dan ditulis secara rinci.
8. Rencana anggaran kegiatan
Penulis proposal harus menyusun anggaran biaya yang logis dan realistis, serta memperhatikan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.
9. Penutup
Berisi ucapan terima kasih

7. KARANGAN ILMIAH
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang termasuk karangan ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.
Ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan karangan ilmiah:
1. Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan adalah kertas HVS berukuran kuarto (21,5 x 28 cm). Untuk kulitnya, digunakan kertas yang agak tebal.
2. Pengetikan menggunakan huruf tegak dan jelas (misalnya, Times New Roman) dengan ukuran 12.
3. Menggunakan tinta berwarna hitam.
4. Batas-batas pengetikan:
a. pias atas 4 cm;
b. pias bawah 3 cm;
c. pias kiri 4 cm; dan
d. pias kanan 3 cm.
Sistematika Karya Ilmiah

BAGIAN PEMBUKA
1 . Kulit Luar/Kover
Yang harus dicantumkan pada kulit luar dan halaman judul
a. Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak judul (jika ada)
b. Keperluan Penyusunan
c. Nama Penyusun
d. Nama Lembaga Pendidikan
e. Nama Kota
f. Tahun Penyusunan
karangan ilmiah adalah sebagai berikut:
2 . Halaman Judul
3 . Halaman Pengesahan,
Dalam halaman ini dicantumkan nama guru pembimbing, kepala sekolah, dan tanggal, bulan, tahun persetujuan.
4 . Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang dicantumkan dalam kata pengantar adalah (1) puji syukur kepada Tuhan, (2) keterangan dalam rangka apa karya dibuat, (3) kesulitan/ hambatan yang dihadapi, (4) ucapan terima kasih kepada pihak
yang membantu tersusunnya karangan ilmiah, (5) harapanpenulis, (6) tempat, tanggal, tahun, dan nama penyusun karangan ilmiah.
5. Daftar Tabel
Tajuk Daftar Tabel dituliskan dengan huruf kapital semua dan terletak di tengah.
6. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema
Pada dasarnya penulisannya hampir sama seperti penulisan Daftar Tabel.
7. Daftar Singkatan/Lambang
Penulisan sama dengan penulisan Daftar Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema.

BAGIAN INTI KARANGAN
1. Bab Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
1.3 Tujuan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul. Tujuan boleh lebih dari satu.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilah istilah yang berhubungan dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan pembahasan.
1.5 Landasan Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima, serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab be rikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana, serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
1.7 Sumber data
Sumber data yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar, diskusi, dan sebagainya.
1.8 Metode dan teknik
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini disesuaikan dengan masalah yang dibahas.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara garis besar dari bab I sampai bab terakhir atau kesimpulan dari suatu karangan ilmiah. Berdasarkan landasan teori
2. Bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah,yaitu masalah-masalah akan dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar, penulisan dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
3. Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.Yang dimaksudkan dengan saran adalah saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.

BAGIAN PENUTUP
1. Daftar Pustaka
Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca dan dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi, buku, dan lain-lain.
Semua acuan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Jika tanpa nama pengarang atau lembaga, yang menjadi dasar urutan adalah judul pustaka.
2. Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
3. Penulisan Indeks (jika diper lukan)

8. KUTIPAN, DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI
Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
2. Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.

A. Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ket entuannya dan hal ini sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat adalahsebagai berikut.
a. Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi, serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
d. Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke atas.


B. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah disusun.
Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
5. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.

Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Nama Pengarang
a. Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
1) Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
2) Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama pengarang.
3) Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku. Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian a.
2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.
1) Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh:
Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
Bandung: Angkasa.
2. Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
3. Judul Buku
Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
5. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
6. Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
b. Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh:
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jil. 2 . Yogyakarta: Kanisius.
7. Penulisan data pustaka dari sebuah buku terjemahan
a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Multatuli. 1972. Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan
Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.
8. Data Pustaka dari artikel majalah
a. Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
b. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman
Contoh:
Solihin, Burhan, dkk. Selamat Datang di Surga Nirkabel.Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
9. Artikel dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto. Denderita dan Pemulihan Nias.Kompas, 2 April 2005, hal 46.

C. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
1. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
2. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk judul buku dipergunakan tanda seluruh karangan. koma.
3. Teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.

Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
1. Pengarang
a. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
b. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama
c. yang dicantumkan. Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
d. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
e. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan judul.

2. Judul
a. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
b. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.

3. Data Publikasi
a. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya (Jakarta, 2005).
b. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
c. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.

cara membuat catatan kaki
1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik.
2. Antara nama pengarang dan
3. Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung.
4. Keterangan tentang jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau di luar kurung sebelum nomor halaman, dan ditulis dengan angka Romawi.
1. 1 ) Go r y s Ker a f, K om pos i s i (En de Fl o re s, 1 980 ), h al . 20 3.
2. 2 ) Pr am udia n to , _ Pen de rit aa n da n Pe mu l i ha n N i as_ , K om p as , 2 A p ri l ,200 5, ha l. 46.
3. 3 ) Bur ha n S ol ihin, d kk . _ S ela ma t D atan g d i Su r ga N i rk abe l_ . Te m p o , (Ap r il,2 005 ), h a l. 90 -91.

9. WAWANCARA
Wawancara pada dasarnya suatu dialog yang memungkinkansu atu pihak (pewawancara) membimbing arah percakapan melalui serangkaian pertanyaan. Dengan demikian, percakapan itu lebih terstruktur dan mungkin melibatkan lebih dari dua orang
Wawancara umumnya bertujuan memberi fakta, alasan, opini untuk sebuah topik tertentu dengan menggunakan kata-kata narasumber sehingga pembaca/pendengar dapat membuat kesimpulan dari apa yang dikatakan narasumber.
Sebelum melakukan wawancara, ada hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. menetapkan tujuan wawancara,
2. menentukan narasumber yang tepat untuk diwawancarai,
3. merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai etika wawancara, yakni dengan tidak bertanya hal-hal yang bersifat pribadi dan jangan menggunakan kalimat introgatif, dan
4. membuat kesepakatan jadwal melakukan wawancara dengan narasumber.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasum bersebaiknya dimulai dari pertanyaan umum dan terbuka, kemudian masuk ke detail, dan selanjutnya ke fakta khusus.
Ragam pertanyaanyang diajukan sangat erat hubungannya dengan tujuan wawancara. Pertanyaan dapat bertujuan untuk mencari dan menemukan pendapat narasumber, meminta informasi, mengklarifikasi, atau bahkan konfrontasi.
Pertanyaan sebaiknya pendek, sederhana, dan mudah dan benar. dimengerti serta mengundang jawaban.
Selanjutnya, pewawancara membuat laporan hasil wawancara. Dalam hal ini, penulisebaiknya menuliskan hasil wawancara dalam kalimat yang efektif dan tidak menambahkan opini pribadi.

10. ARTIKEL DAN MAJALAH DINDING
Artikel dapat didefinisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud menjelaskan siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa fenomena itu terjadi.
Artikel dapat menawarkan wawasan baru, baik berupa teori maupun keterampilan atau alternatif pemecahan masalah.
Artikel-artikel dalam berbagai majalah dan surat kabar pada umumnya dapat digolongkan sebagai karangan eksposisi. Karangan yang berbentuk eksposisi biasanya berisi penjelasan-penjelasan yang bersifat informatif atau instruktif tentang berbagai aspek kehidupan,
seperti pendidikan, agama, keuangan, kesehatan, keluarga, olahraga, ilmu dan teknologi, kesusastraan, hukum, dan lain-lain.
Artikel juga dapat digolongkan sebagai karangan argumentasi. Karangan yang berbentuk argumentasi pada umumnya bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan pendapat atau sikap pengarang tentang suatu hal. Untuk tujuan itu, pengarang biasanya mengemukakan fakta-fakta, analisis fakta-fakta itu, dan kesimpulan berdasarkan analisis tersebut. Semua ini merupakan argumentasi yang digunakan oleh pengarang untuk meyakinkan pembaca.

MAJALAH DINDING
Sebagai pelajar, Anda tentu menjadi bagian dari kalangan intelektual. Kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut adalah kegiatan penulisan artikel yang dipublikasikan melalui majalah dinding atau mading. Latihan ini akan sangat berguna untuk mengasah kemampuan Anda dalam mempersiapkan diri masuk kalangan intelektual.
Mengingat pentingnya latihan menulis artikel ini, maka perlu adanya rencana untuk membuat majalah dinding. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan majalah dinding adalah sebagai berikut.
1. Jarak pandang, majalah dinding harus dapat dibaca jelas pada jarak + 2 m. Tata Letak untuk majalah dinding
2. Layout (tata letak), jangan hanya memperhitungkan segi seni/keindahan, tetapi utamakan kenyamanan dan kejelasan membaca. Majalah dinding + berukuran 60 x
3. Ukuran 80 cm, atau disesuaikan tempat.
4. Isi artikel, artikel harus bersifat netral atau tidak ada tujuan memihak siapapun. Setiap majalah dinding yang dibuat
5. Tema , harus fokus pada satu tema, misalnya lingkungan, sosial, seni, musik, dan lain-lain.
6. Pembaca,harus disesuaikan dengan calon pembaca.
7. Bahasa, agar terbiasa dengan bahasa baku, usahakan setiap tulisan menggunakan bahasa baku yang tetap menarik.
8. Isi madding, Opini, fakta, problematika masalah pelajar dan penyelesaiannya, TTS, pengetahuan baru secara teori atau keterampilan, karikatur, sastra, pojok (berisi humor, pesan, tulisan singkat), dan lain-lain.

11. NOVEL
Novel Indonesia adalah novel yang ditulis oleh orang Indonesia dengan latar belakang budaya Indonesia. Novel Indonesia menceritakan tentang kehidupan masyarakat Indonesia, baik masa kini maupun masa lampau.

UNSUR INTRINSIK NOVEL
a. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman,1990:79).
b. Perwatakan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman, 1990:79).
c. Alur/plot adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu.
d. Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam membawa kisahan, boleh jadi ia tokoh dalam ceritanya (pencerita akuan),boleh jadi pula berada di luarnya (pencerita diaan).
e. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton/pendengar.
f. Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.
g. Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang digunakannya.

UNSUR EKSTRINSIK NOVEL
Merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra. Melalui sebuah karya novel kita kadang secara jelas dapat memperoleh sedikit gambaran tentang biografi pengarangnya. Melalui sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang budaya dan keadaan masyarakat tertentu saat karya itu dibuat.
Nilai-nilai dalam karya sastra dapat ditemukan melalui unsur ekstrinsik ini. Seringkali dari tema yang sama didapat nilai yang berbeda, tergantung pada unsur ekstrinsik yang menonjol. Misalnya, dua
novel sama-sama bertemakan cinta, namun kedua novel menawarkan nilai yang berbeda karena ditulis oleh dua pengarang yang berbeda dalam memandang dan menyingkap cinta, latar belakang pengarang yang berbeda, situasi sosial yang berbeda,
dan sebagainya.
Nilai-nilai yang terkandung
a. Nilai social masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
b. Nilai budaya Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
c. Nilai ekonomi Nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).
d. Nilai filsafat, hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
e. Nilai politik, Nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.

ORGANEL SEL DAN FUNGSINYA

ORGANEL-ORGANEL SEL DAN FUNGSINYA

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel, Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu. 
Anatomi Dan Fisiologi Sel
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain.
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)

Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Organel ini berupa sistem membran yang berlipat-lipat, menghubungkan antara membran sel dengan membran inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra sel.

b. Ribosom (Ergastoplasma)

Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
c. Miitokondria (The Power House)
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel, karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House". Organel yang hanya dimiliki oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom.
d. Lisosom
       
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa: 
  • pencernaan intrasel      :   mencerna materi yang diambil secara fagositosis
  • eksositosis                   :   pembebasan sekrit keluar sel
  • autofagi                       :   penghancuran organel sel yang sudah rusak
  • autolisis                       :   penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses sekresi lendir, glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk lisosom. Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui pada sel-sel penyusun kelenjar.
f. Sentrosom (Sentriol)

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet,  terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
g. Plastida
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi amilum, elaioplas (lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1.      Lekoplas (Plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
  •   Amiloplas (untak menyimpan amilum)
  • Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak)
  • Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2.  Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan  klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3.        
      Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
  • Karotin (kuning)
  • Fikodanin (biru)
  • Fikosantin (kuning)
  • Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)

Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas

Vakuola berisi :
  • garam-garam organik
  •  glikosida
  •  tanin (zat penyamak)
  •  minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
  •  alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
  •  enzim
  • butir-butir pati  
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

i. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai ‘kerangka’ sel karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
j. Mikrofilamen
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen.
k. Peroksisom (Badan Mikro)

Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase, berfungsi menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan oksigen. Organel ini banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
  •   Selapue Inti (Karioteka)
  •  Nukleoplasma (Kariolimfa)
  •  Kromatin / Kromosom
§  Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
  •  Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru. 
  •   Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).